Sabtu, 19 Juni 2010

Latar Belakang dan Tujuan Kegiatan

A.LATAR BELAKANG

Indonesia mempunyai beberapa industri yang sangat menjanjikan dan dapat meningkatkan devisa negara. Salah satunya adalah Industri yang bergerak di bidang pertanian dengan memanfaatkan tanaman atsiri. Sayangnya, potensi tersebut masih sulit dikembangkan menjadi primadona komoditas ekspor. Salah satu penyebabnya adalah kurang dikuasainya teknologi pengolahan.

Di seluruh Indonesia tersebar sekitar 40 jenis (spesies) tanaman atsiri yang berpotensi dikembangkan seperti akar wangi, nilam, serai wangi, kenanga, daun cengkeh, jahe, dan pala. Namun, sampai kini yang bisa diolah untuk diekspor baru 12 jenis. Di seluruh pasar dunia terdapat sekitar 80 jenis minyak untuk berbagai bahan baku. Kegunaan essential oil ini boleh dibilang sangat luas mulai sebagai bahan baku parfum, antiseptik, kosmetik, obat-obatan, flavour agent dalam makanan atau minuman, serta pencampur rokok kretek. Beberapa jenis di antaranya digunakan sebagai bahan analgesic, haemolitic atau sebagai antizymatic, serta sedavita dan stimulan untuk obat sakit perut.

Sejak Perang Dunia II, minyak atsiri merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia. Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Dr Joko Budianto, di pasar dunia minyak atsiri Indonesia mendapat saingan dari Cina, Sri Lanka, dan Brasil. Tahun 1998 nilai ekspor 20 negara penghasil minyak atsiri mencapai US$ 758 juta. Indonesia berkontribusi sekitar 4,4 persen sedangkan RRC 18,6 persen. Dan Indonesia juga merupakan salah satu pemasok utama industri-industri parfum dan kosmetika ternama di dunia.

Melihat kisaran harga yang begitu besar, industry minyak atsiri dapat dikatakan sangat menjanjikan. Namun sejauh ini, industri minyak atsiri masih kurang diminati. Beberapa faktor penghambat perkembangan produksi minyak atsiri di Indonesia adalah masih lemahnya modal dan penguasaan teknologi. Minimnya pengetahuan para perajin minyak atsiri seperti persyaratan dan ketentuan teknis dalam melakukan proses penyulingan minyak atsiri juga menjadi faktor penghambat.

Apabila dipandang dari segi petani, minyak atsiri tentu akan melipatgandakan penghasilan petani. Hanya masalahnya sekarang adalah masih banyak para petani atsiri yang melakukan penyulingan secara tradisional saja. Sehingga untuk mendapatkan rendemen yang tinggi serta kualitas minyak yang dikehendaki konsumen tidak terpenuhi.
Untuk itu, Mahasiswa Teknologi Industri Pertanian, Institut Pertanian Bogor sebagai calon penggerak dunia perindustrian yang berbasis pertanian di masa yang akan datang ikut berkontribusi dalam mengenalkan dan memajukan teknologi minyak atsiri dengan mengadakan acara “Atsiri Fair 2010”.

B. Tujuan

1. Menyalurkan ide dan kreatifitas mahasiswa tentang minyak atsiri.
2. Memperkenalkan dan memperluas wawasan masyarakat umum, kalangan UKM, dan
mahasiswa tentang pembuatan minyak atsiri dan produk-produknya
3. Salah satu langkah untuk meningkatan fungsi atsiri sebagai bahan baku yang
berkualitas dan applicable di Indonesia
4. Menemukan inovasi baru dari minyak atsiri baik dari segi bahan baku maupun proses
pembuatannya beserta prospek pasarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar